Tegal, Kamis 16 Mei 2024 Sekolah Tinggi Keguruan dan Pendidikan Nahdlatul Ulama Tegal (STKIPNU Tegal) menggelar acara wisuda perdana di Hotel Grand Dian Slawi Kabupaten Tegal. STKIP NU Tegal berhasil memwisudakan 111 wisudawan-wisudati dari program sarjana Bimbingan Konseling, Pendidikan Informatika dan Pendidikan Ekonomi. Acara wisuda berlangsung dengan khidmad.
Dr. Ahmad Taufiq M.Pd.I., sebagai Ketua STKIP NU Tegal dalam sambutanya memberikan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil diwisudakan pertama kali, dalam pidatonya “ tak mudah mencapai kelulusan ini buktinya banyak kawan-kawan saudara yang tidak menjadi sarjana seperti saudara, sebagai wujud syukur sudah sepantasnya saudara berterima kasih kepada orangtua, dosen dan pembimbing yang telah mendidik putra-putri terbaik sehingga mendapat yang diharapkan ini dengan gelar akademik sebab tanpa mereka saudara tidak akan sampai di titik ini” ujarnya.
STKIPNU Tegal sebagai PTNU naungan Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama mengundang perwakilan dari LPTNU yang diwakili oleh Ali Formen, Ph.D. dalam kesempatannya Ali Formen, Ph.D., menyampaikan orasi ilmiahnya yang dibawakan dalam menghadiri acara wisuda pertama di STKIP NU Tegal. Orasi ilmiahnya yang ditujukan kepada wisudawan wisudawati antara lain yaitu yang “Pertama, kesarjanaan melibat perlu kita renungkan kembali karena ia memiliki fondasi dasariah keislaman yang kokoh. Ia, seper yang telah kami singgung di awal tadi, adalah salah satu ekspresi dari ide sentral dalam Islam yang digambarkan al Qur’an melalui sejumlah pertanyaan seper ‘a-fa-laa ta’qiluun’, ‘a-fa-laa tatafakkaruun’ atau melalui hubungan yang ketat antara iman (amanuu) dan perbuatan baik (`amilush-shalihaat). Amal solih, kita sama-sama tahu rasa-rasanya dak dapat terwujud tanpa interaksi atau keterlibatan kita dengan pihak lain. Kita perlu menyediakan diri menjadi bagian dari, dengan kata lain melibatkan diri ke dalam sistem yang memungkinkan amal sholih mudah terselenggara.”
“kedua, sarjana melibat adalah identitas keilmuan dan kesarjanaan yang dalam sangat relevan dengan keberadaan kita kita sebagai wong NU. Ide untuk terlibat dan melibatkan diri dengan denyut kehidupan masyarakat, atau kita mengenalnya sebagai manjing ajur ajer, adalah ide yang hampir selalu kita dengar dalam setiap jengang perkaderan dalam jamiyyah yang kita cintai ini” “Ali Formen mendorong para sarjana untuk melibat, dengab mengutip dhawuh Hadratusyekh Hasyim Asyari dalam Qanun Asasi, perihal pentingnya bermasyarakat”. Jabar dia
“Ketiga, kesarjanaan yang melibat, engaged scholarship ini, pen ng untuk kita bicarakan dan gali kembali spiritnya, karena menjadi sarjana jbagi sebgaian kita juga merupakan transisi kita transisi kita menuju ke kepemimpinan. Dengan mengingat kembali ide tentang engaged scholarship ini, harapannya kesarjanaan kita, status baru kita sebagai sarjana dak menjadi palang penghalang bagi kita untuk terjun ke masyaraka, bahu membahu, bergerak bersama, membangun masyarakat, melipatgandakan berkah jamiyyah yang kita cintai. Saudara-saudara semua, kita tahu berkah, atau barakah, memiliki makna “tsubuut-ul khair”, “constant and permanent felicity”—kebaikan yang langgeng, kebahagiaan yang terus menerus dan permanen. Kondisi seper ini, hampir pas seper diindikasikan dhawuh Hadratusysyeikh dalam Qanun Asasi dak dapat kita wujudkan kita sendiri secara individual, melainkan secara kolek f. Dengan kata lain ia memerlukan kemauan kita untuk melibat dan terlibat.” Tegas dia
keempat berkenaan dengan kesarjanaan yang melibat ini sangat spesifik terkait dengan STKIP-NU Tegal. Kesarjanaan yang melibat ini adalah jantung ilmu dan e k ga program studi yang dikembangkan: Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Informa ka. Kita sama tahu “empa ”, kemauan untuk mendengar, a en ve listening, adalah jantung konseling. Anda dak akan pernah sukses memberikan layanan konseling jika Anda tuna empa .Demikian halnya dengan ekonomi, yang se daknya mengandalkan dua aktor pen ng: produsen, konsumen. Lalu kita mendapa is lah jaringan, network, dalam bidang informa ka. Semua ini, saudara saudara, meniscayakan kemauan untuk melibat dan terlibat, engage, manjing ajur ajer. Pungkas Ali Formen, Ph.D., dalam menyampaikan orasi ilmiah.
Wisuda perdana yang dilakukan oleh STKIP NU Tegal berjalan lancar sampai akhir acara dan dengan diringi oleh tangis haru orang tua wisudawan wisudawati yang berhasil mendidik anak-anaknya untuk menyelesaikan tanggung jawab akademik.